Text
Kehampaan Spiritual Masyarakat Modern
Perkembangan masyarakat kita agaknya memang memerlukan bacaan keagamaan yang lebih relevan dengan tantangan budaya dalam segala aspeknya dan dengan segala kompleksitasnya. Kitamungkin perlu merenungi kembali asumsi-asumsi, idiom-idiom dan paradigma-paradigma keagamaan lama kita dalam sorotasn tantangan-tantangan yang kita hadapi saat ini. Salah satu tantangan yang kita hadapi saat ini adalah, munculnya fenomena budaya kekerasann dalam masyarakat kita. Ironisnya, fenomena ini secara langsung menyangkut kehidupan beragama masyaraklat kit. Atas namaagama, tidak sedikit orang yang merasa dibenarkan melakukan tindakan kekerasan, bahkan kebengisan. Boleh jadi, gejala ini merupakan salah satu perwujudan dari gejala "kehampaan spiritual" yang mungkin dialami masyarakat.
Ketika manusia merasa telah berdo'a panjang namun hanya gelap yang datang, merasa telah melakukan segalanya tetapi tidak diperolehnya karunia, ia justru terpelanting memungut sengsara, lalu murka ketika melihat tuhan merangkul "bagundal" yang insyaf. Dalam kondisi sesuram pucat itulah manusia cenderung menyalahkan tuhan, cenderung melihat tuhan berlaku tidak adil. Karena manusia mengira bahwa tuhan tidak lagi mendengar keluh-kesahnya, tidak juga menyambut ratap tangisnya, malah tidak jua menghargai segenap amal baktinya. Bila sekacau-kacau ini kondisinya, bagaimanakah kesadaran agama seseorang dapat ditemukan kembali? agaknya disinilah Dr. Nurcholish Majid dkk, dalam buku yang berjudul " kehampaan spiritual masyarakat modern: resspon dan transformasi nilai-nilai islam menuju masyarakat madani" ini dihadirkan untuk menjawab pertanyaa fundamental.
Tidak tersedia versi lain