Text
Intelektualisme Tasawuf
Ada sementara pihak, menuduh bahkan memvonis tasawuf anti intelektualisme dan pembunuhan perkembangan rasionalisme dalam islam. Lebih dari itu,tasawuf juga dijadikan kambing hitam sebagai penyebab kemunduran dunia islam. Tuduhan tersebut bertolak dari dugaan epistemologis bahwa sesungguhnya tasawuf adalah pengetahuan intuitif(Dzauqiyah)yang dikontraskan dengan pengetahuan rasional secara dikotomis.
Padahal seperti dikemukakan oleh Muhammad Iqbal antara akal dan intuisi besumber dari akar yang sama bahkan keduanya saling mengisi (interaktif). Hanya saja jika akal menangkap kebenaran secara sepotong-potong (Parsial), maka intuisi menangkap kebenaran secara utuh. Atau dari sudut metodologis, mekanisme perolehan kebenaran akal merupakan proses kreatif-metodis-sistemik, sedangkan mekanisme perolehan kebenaran intuitif melalui proses kreatif-nonmetodis-nonsistemik. Karena itu seorang filosof Intuisionisme, Bergson menyatakn bahwa pada diri manusia terdapat intuisi yaang bersifat intelektual dan intuisi yang bersifat supra intelektual. Yang pertama intuisi yang menyertai akal pikiran dan masuk kedalam pikiran manusia melalui indera , sedangkan yang kedua, intuisi yang tumbuh dalam diri(batin) manusia tanpa melaui indera. Jika keduanya melakukan interaksi secara intens, maka akan memberi kemungkinan pada intuisi infra intelektual menjadi meningkat setelah terdominasi oleh intuisi supra intelektual dan selanjutnya akan melahirkan kemauan dan dorongan yang tidak lagi terbatas pada persepsi bendawi yang parsial dan nisbi melainkan akan meningkatakan pada cerapan-cerapan pengetahuan yang bersifat immateri dan mutlak atau menurut Iqbal tidak sepotong-potong.
Tidak tersedia versi lain