# /home/digilibstielm.my.id/iailm.digilibstielm.my.id/lib/helper.inc.php:90^ "Engine ⚙️ : SLiMS\SearchEngine\DefaultEngine"
^ "SQL ⚒️"
^ array:2 [ "count" => "select count(distinct b.biblio_id) from biblio as b left join mst_publisher as mp on b.publisher_id=mp.publisher_id left join mst_place as mpl on b.publish_place_id=mpl.place_id where b.opac_hide=0 and (b.call_number like ?)" "query" => "select b.biblio_id, b.title, b.image, b.isbn_issn, b.publish_year, mp.publisher_name as `publisher`, mpl.place_name as `publish_place`, b.labels, b.input_date, b.edition, b.collation, b.series_title, b.call_number from biblio as b left join mst_publisher as mp on b.publisher_id=mp.publisher_id left join mst_place as mpl on b.publish_place_id=mpl.place_id where b.opac_hide=0 and (b.call_number like ?) order by b.last_update desc limit 10 offset 2060" ]
^ "Bind Value ⚒️"
^ array:1 [ 0 => "2%" ]
Orang Paling sibuk mengabdi kepada allah SWT dan menngurus kehidupan umat adalah Rasululloh SAW.
Zikir bukan mekanisme pelarian dari hiruk-pikuk kehidupan. Para sufi bukan meninggalkan dunia. Mereka mengguncangkannya, mereka tidak menghindari masalah, tapi mengosongkan. Buah zikir adalah tertanamnya nilai ilahiah secara kukuh dalam kalbu yang memancarkan kesadaran akan nilai insaniah.
Apakah tujuan sesungguhnya dari misi para Nabi dan diwahyukannya firmaan Ilahi? Aoakah pesan akhir para Nabi? Apakah nabi-nabi telah memainkan peran positif ataukah negative dalam sejarah? Ataukah mereka tidak memainkan peran sama sekali? Bagaimana karakteristik para Nabi? Apa pula perbedaan antara seorang Nabi dengan manusia jenius?
Di tengah badai ketidakpastikan dan guncangan kehidupan di dunia ini, kembali kapada hal yang paling primmordial atau fitrah adalah penting bagi seorang muslim. Di sini, religiositas dan juga spiritualitas seolah menemukan kembali momentumnya. Hanya saja, sikap keberagamaan yang selama ini dibungkus oleh ritus-ritus ibadah yang kering tanpa "ruh" menjadi tak ada artinya. Yang ada hanyalah ritua…
Ibadah dalam pengertian islam bukan semata-mata melaksanakan ritus yang diwajibkan, seperti shalat, menaunaikan zakat, berpuasa dan melaksanakan haji, lebih jauh dari itu, ibadah adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah, melaksanakan kehendaknya, malalui jalan dan cara yang telah di tetapkannya.
Manusia yang telah dianugrahioleh Allah suatu dorongan untuk mencapai kesempurnaan diri dan kebahagiaan sejati, senantiasa berupaya mencapai tahap-tahap tertinggi perkembangan bendawi dan kejiwaan. Untuk itulah Allah Swt mengutus para rasul. Islam, yang merupakan risalah para rasul, sebenarnya merupakan suatu program untuk mencapai tujuan tersebut, yakni sa'dah atau kebahagiaan puncak.
Setelah Dr. Malik B. Badri dengan Dilema Psikologi Muslim mencoba menumbuhkan orientasi islami para pakar kesehatan mental dan ilmuan sosial muslim kontemporer, koleganya kali ini, Abdul Fatah Rashid, Ph.D., memasuki kajian tentang pembinaan jiwa yang lebih normatif